Rabu, 24 Juni 2009
Menjemput diri
Untuk para pembaca yang ingin lebih mendalami tentang menjemput diri baca selengkapnya
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
KEGIATAN MENGKAJI TENTANG DIRI MERUPAKAN KEHARUSAN YANG PALING HAKIKI. DIRI MERUPAKAN KITAB UNIVERSAL YANG MENYIMPAN RAHASIA TAK TERPECAHKAN MENDEKATI NILAI NILAI RAHASIA KETUHANAN DALAM BINGKAI SPRITUAL KEAGAMAAN. MAKA PERHATIKANLAH DIRI.
Dengan menyadari bahwa Kajian tentang Diri secara Hakikat masih bersifat tertutup yang terbatas pada pelaku pelaku Thariqat, Syufi, Kebathinan atau secara pribadi yang banyak tersebar di masyarakat.
Menyadari bahwa materi Dakwah Agama yang ada secara umum sangat jauh dari wilayah Hakikat bahkan Kurikulum formal Pelajaran Pendidikan Agama tak pernah menyentuhnya.
Materi Ketuhanan sebagai inti dari Agama harus dengan mudah dapat diperoleh umat dan tidak terbatas peluangnya pada orang orang yang menguasai bahasa arab semata dan Tuhan bukanlah milik suatu kelompok.
BERGABUNG DALAM SATU WADAH YANG AKAN KITA BANGUN BERSAMA :
" LEMBAGA KAJIAN SEMESTA DIRI "
lkdpur@yahoo.com
mengkaji Diri sudah menjadi kegiatan manusia sejak dahulu kala dan catatan demi catatan kajian terus mengalami penyempurnaan sebanding dengan terus berkembang dan lajunya pengalaman perjalanan spritual manusia kearah Tuhan-nya dalam bingkai kewahyuan (Adam - Isa). Dan muhammad telah menyempurnakan-nya. Betapa pentingnya mengkaji tentang Diri sehingga Muhammad Rasulullah bersabda : " BARANG SIAPA MENGENAL DIRI-NYA, NISCAYA MENGENAL IA AKAN TUHAN-NYA ".
sebagai jaminan kebenaran dari Sabda Rasul, ALLAH telah melengkapinya dengan satu kitab terpercaya (Al-QUR'AN).
Hasil dari kegiatan Kajian diharapkan diri akan mengenal dirinya sendiri dalam wilayah Pengetahuan, Pemahaman dan Rasa sehingga diri dapat berbuat (beramal) dalam kehidupan di Dunia yang searah dengan tujuan diri di akhirat nantinya.
Perlakuan Analisis menjadi dasar pendekatan kajian dengan materi dasar kenyataan (syari'at) untuk mendapatkan proyeksi di wilayah kebenaran (hakikat) sehingga mencapai pusat proyeksi di wilayah pengenalan (makhrifat).
Kompetensi jiwa yang menghadap ke wilayah sisi alam keduniaan menjadi sebuah ke-Aku-an yang dikenal dengan istilah "EGO" dan kompetensi jiwa yang menghadap ke sisi wilayah keghaiban akhiratnya dikenal dengan istilah "SELF"
Bagaimana jiwa mengelola Ego dan Self menghadapi perjalanan hidup dalam kehidupan.
Bagaimana jiwa dapat menjadi sebuah diri sejati yang berada dalam kestabilan inti.
Inti jiwa yang menjadi diri sejati memiliki awan ingat yang membentuk orbit mengelilingi inti jiwa sebagai pusat Ingatan.
Pusat Ingat harus di raih dalam Rasa, dalam rasa itulah diri bermakam. Mengingat pusat ingat sebagai Diri sama seperti mengeningat diri diri yang berada di luar diri, pasti memerlukan sebuah proses.Proses untuk mencapai pusat ingatan sebagai diri memerlukan langkah langkah yang diatur dalam sebuah rukun dimana Qolbi, Qauli dan Fik'li dapat berperan aktif.
Dari hasil kajian dimana diri yang telah mengenal diri-nya sendiri diharapkan akan memiliki kompetensi dalam mengelola diri diri yang menjadi diri sebuah pribadi yang memiliki semestanya sendiri.
Semestanya diri akan berhadapan dengan semestanya alam yang memuat ayat ayat Ke-Tuhanan dalam suatu proyeksi sehingga dengan tidak gamang diri akan menemukan pengertian dan pemahaman serta rasa dalam ber-Tuhan.
Namun kita harus berhati hati jangan sampai terjerumus dalam penuhanan Diri. Cukuplah naik menjadi saksi dalam bingkai persaksian diri yang terukir dalam Dua Kalimah yang Syah (dua kalimah syahdat).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
KOMENTAR DAN MASUKAN